Tuesday, March 12, 2013

MAHASISWA IDEAL



Mahasiswa ideal adalah mahasiswa yang dapat menggabungkan sisi akademik, organisasi dan pekerjaan menjadi satu. Sehingga mahasiswa tidak hanya bertujuan  mendapat IPK tinggi akan tetepi mengembangkan kemampuan berorganisasi, kemempuan menjadi pemimpin yang baik, memenaj anggota dan mengeluarkan pebdapat di depan banyak orang sehinga dapat terjun kedunia masyarakat yang propesional.
Seorang mahasiswa ideal adalah seorang yang seimbang. Dia tahu bagian-bagian yang harus diisinya dengan porsi yang cukup, tidak terlalu berkutat dalam buku-buku tebal perkuliahan, tetapi tidak teramat ekstrim dengan kegiatan luarnya. Bukan berarti dia orang pas-pasan dengan segelumit pengetahuan atau pengalaman pada beberapa sudut, justru karena kesadaran akan pentingnya kuliah dan kegiatan ekstranya, ia berhasil membuatnya akur, teratur, dan rapi. Dalam menggeluti salah satu bidang, dia tidak pernah over. Dirinya terlalu mahal untuk fanatik. Dari sini, dia mengatur siasat untuk tidak terguling. Ia seimbang.
Seorang mahasiswa ideal mengetahui betul dirinya. Ia tahu titik-titik kelemahan yang harus disembuhkan, kelebihan-kelebihannya yang lebih baik tidak berubah menjadi kelemahan, hingga waktu-waktu untuk berhenti dan merenung sejenak—untuk mundur selangkah dua langkah, guna kemudian meloncat, meletuskan kejutan baru. Dia tahu benar kapan hatinya capek dan perlu diganti. Kemalasan juga dibutuhkan untuk memijat urat-urat kaku biar kendor, menjadi sehat dan tidak mudah ringsek. Dia mengerti gejala-gejala ketidaknormalan dirinya. Dia ahli dalam terapi mengatasi baik kesehatan, kesakitan—maupun keduanya, serta jasmani, rohani, atau keduanya. Karena sudah telanjang di depan dirinya sendiri, ia tidak pernah merasa perlu untuk malu. Segala yang dihantamkan sekitarnya hanya sentilan angin yang menggelitik dirinya untuk meledek. Dirinya bukan siapa-siapa yang dikenal lebih baik oleh orang lain. Ia tidak pernah terpengaruh, terseret dalam bisikan, rayuan, cekikan, atau ancaman siapa pun. Ia mantap dalam pangakuan tubuhnya sendiri. Tentu, itu tak segores pun mengubah dirinya jadi sombong. Sudah jelas, ia adalah apa yang setiap hari dilihatnya dalam cermin, tak lebih tak kurang dari itu. Kalau ada yang meneriakinya lain, meskipun dari jantung hati kecilnya yang tersesat, ia tak ambil peduli. Ia anggap itu meleset, walaupun itu juga bagian dari dirinya sendiri.

Mahasiswapun sangat menjunjung azas kekeluargaan yang tinggi Mahasiswa merupakan makhluk sosial yang tidak akan bisa bertahan tanpa melakukan interaksi membantu dan dibantu oleh orang lain. Oleh dukungan teman – teman terdekat pula, mahasiswa mampu lebih mempercepat perkembangan dirinya. Sejak mahasiswa baru sudah dikenalkan dengan konsep angkatan. Diajarkan agar tidak mementingkan diri sendiri dan peduli dengan teman satu angkatan kita. Hal ini diharapkan menjadi media pembelajaran awal bagi mahasiswa mengenai perlunya jiwa kekeluargaan di antara mahasiswa. Banyak sekali organisasi mahasiswa yang mencantumkan asas kekeluargaan. Dengan asas itu lah, mahasiswa bisa menjadi sangat loyal, mahasiswa bisa berkontribusi maksimal meskipun tidak dibayar dengan materi, mahasiswa memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap organisasinya.

Ciri-ciri mahasiswa ideal :
1. Memiliki wawasan yang luas.
Seorang mahasiswa dituntut untuk megerti dan menyadari keadaan di sekitarnya. Wawasan yang luas tidak hanya didapat dari ilmu yang dipelajari di perkuliahan saja, melainkan juga bisa didapat dari lingkungan sekitar.
2. Mampu membagi waktu.
Masa kuliah merupakan masa-masa yang terdapat banyak waktu luang. Tinggal bagaimana mahasiswa itu sendiri dapat mengatur waktu yang dimilikinya, seperti untuk kuliah, organisasi, hobi, refreshing, dan pacaran. Mahasiswa yang mampu membagi waktunya dengan baik, kelak akan menjadi seorang mahasiswa yang ideal.
3. Memahami seluk beluk tempat menuntut ilmu.
Kampus, tempat mahasiswa menuntut ilmu menyimpan banyak cerita yang tidak akan terlupakan. Untuk menjadi mahasiswa ideal, mahasiswa harus mengerti seluk-beluk tempat menuntut ilmunya tersebut. Mulai dari dosen yang mengajar, ruangan belajar, fasilitas yang tersedia. Dengan mengetahui secara detail, mahasiswa akan mudah mengakses hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan.

4. Pintar, rajin, aktif.
Tiga hal ini (pintar, rajin, aktif) adalah sifat wajib yang dimiliki oleh seorang mahasiswa ideal. Pintar dalam artian bahwa seorang mahasiswa pintar mengkondisikan diri dengan sekitarnya. Rajin berarti mengikuti kegiatan yang dipilihnya dengan rajin, tidak menjalani dengan setengah hati. Aktif yaitu turut serta dalam kegiatan-kegiatan positif universitas.
5. Pintar berdiskusi.
Sesuai dengan materi yang didapat pada LKMM pra dasar, mahasiswa itu harus memiliki sikap kritis. Dengan sikap kritis yang dimiliki, mahasiswa mempunyai kemampuan dalam berdiskusi. Kemampuan berdiskusi ini sangatlah berguna di masyarakat dan dunia kerja nantinya. Kemampuan berdiskusi yang baik di masa kuliah akan bermanfaat dalam menyampaikan pendapat di forum, sehingga tercapailah predikat mahasiswa ideal.

Mahasiswa ideal harus melayang. Ia tidak mungkin dikatakan sempurna bila ia sudah atau selalu sempurna. Dia diwajibkan memelihara borok di jidatnya untuk bahan pencambuk agar tiap hari selalu membersihkan mukanya. Dengan begitu ia membersihkan dirinya secara rutin, tanpa margin perubahan konsentrasi ketidaksempurnaan yang mencolok.
Seorang mahasiswa ideal dituntut menyalahkan dirinya sendiri demi mendekati kebenaran yang licin sekali ia pegang. Ia memunguti dari mana saja bola-bola mata yang berceceran, mata-mata yang memiliki pandangan bermacam-macam tentang segala sesuatu yang boleh jadi benar semua. Dari situ, dengan tebal dan berani ia membedah dirinya sendiri dalam renungan-tindakannya. Ia menarik benang tak terlihat yang bisa menggelengkan dan mengangguk-anggukkan kepala sebanyak mungkin orang. Sampai akhirnya, ia menelurkan aksi yang tidak kacangan untuk mengubah secara plus keberadaan diri dan bumi yang selama ini dipijaknya.

Adsens